Manusia telah lama mengenal hewan yang bernama serangga seperti rayap, kecoa dan lain sebagainya. Bahkan jauh sebelum manusia ada kira-kira lebih dari 100 juta tahun yang lalu, serangga tersebut sudah diciptakan di planet bumi ini. Rayap termasuk dalam Ordo Isoptera yang berarti kedua pasang sayap reproduktif mempunyai besar dan bentuk yang sama. Walaupun banyak masyarakat masih berfikiran bahwa rayap mengakibatkan dampak negative, namun di alam mereka dapat menciptakan sumbangan positif terhadap ekosistem bumi.
Sumbangan mereka yang paling besar adalah mereka memainkan aturan dalam mendaur ulang kayu dan bahan tanaman. Mereka membuat lorong-lorong di dalam tanah sehingga tanah menjadi gembur dan poros yang cukup baik untuk pertumbuhan tanaman. Rayap baru akan bermasalah apabila memakan struktur kayu dan bangunan.
Klasifikasi Rayap Berdasarkan habitatnya
Secara garis besar kelompok rayap dibagi dalam 3 kelompok menurut tempat hidupnya yaitu :
- Rayap Tanah ( subterranean Termite )
- Rayap Kayu Basah ( Dampwood Termite )
- Rayap Kayu Kering ( Dry wood Termite )
1. Rayap Tanah ( subterranean Termite )
Rayap merupakan serangga primitive yang sangat dekat kekeluargaanya dengan kecoa. Di alam, rayap sangat berguna mengubah kayu mati dan bahan organic lainnya yang mengandung selulosa untuk dijadikan humus. Dari aspek tersebut, rayap merupakan serangga yang sangat berguna, namun apabila manusia mulai membangun gendung dengan komponen kayu sebagai bahan bakunya, maka mulailah rayap merusak bangunan tersebut untuk mencari makannya.
Rayap merupakan serangga social, dan terdapat pembagian pekerjaan diantara perbedaan tipe individu (kasta). Hampir semua jenis rayap mempunyai kasta reproduktif (reproductive caste), kasta prajurit (soldier caste) dan kasta pekerja ( worker caste) yang mempunyai tugas yang sangat spesifik yaitu membangun sarang, mengumpulkan makanan dan memberi makan kasta reproduktif dan prajuritnya.
Setiap Rayap mempunyai Siklus Hidup, tempat hidup dan system komunikasi dalam koloni rayap, yang sama dengan rayap jenis lainnya.
Hanya yang membedakan makanannya, seperti rayap tanah masih lebih mengutamakan kayu untuk dimakan sebagai sumber makanan. Di Indonesia kayu jenis karet, pinus dan sengon masih merupakan makanan sangat disukai rayap. sedangkan dinegara subtropics kayu-kayu pinus, pohon maple dan sugi merupakan kesukaannya. Kayu yang lapuk sangat mudah dimakan namun kayu sehat pun sangat disukai. Rayap bekerja dalam kayu yang sedang dalam proses pelapukan karena seiring dengan meningkatnya kelembaban. Oleh karena itu , kerusakan rayap erat hubunganya dengan pelapukan kayu oleh jamur.
Kebanyakan rayap tanah dapat makan kayu kira-kira sebanyak 2-3% dari berat badannya setiap hari. Factor-faktor yang mempengaruhi konsumsi rayap adalah keadaan lingkungan, ukuran badan dan besar kecilnya koloni. Rata-rata besar koloni rayap tanah didaerah subtropics adalah 60 ribu sampai 350 ribu ekor rayap pekerja.
2. Rayap Kayu Kering ( Drywood Termite )
Rayap kayu kering biasa menyerang kayu-kayu yang kering, kayu yang tidak lapuk termasuk kayu struktur bangunan, perabot rumah tangga, tempat penyimpanan kayu. Rayap kayu kering tidak memerlukan kelembaban yang tinggi dan dapat bertoleransi pada kondisi yang kering dalam waktu yang cukup lama. Mereka tinggal diatas tanah dan tidak berhubungan dengan tanah.
Keberadaannya dapat segera diketahui apabila kotoran hasil pencernaan yang berupa butiran-butiran halus dengan panjang 0,70mm, permukaannya berisi 6 buah yang rata dan ujungnya bulat. Tidak seperti rayap tanah, walaupun tidak berhubungan dengan tanah, namun dapat menyebabkan kerusakan yang serius terhadap kayu-kayu yang mudah dipindahkan seperti mebel. Rayap kayu kering dewasa yang bersayap berwarna coklat gelap dan sayap berwarna hitam, bagian kepala dan dada berwarna hitam
Pengendalian Rayap Kayu Kering
- Fumigasi
- Perlakuan Panas ( Heat Treatment ) atau dingin
- Spot Treatment
3. Rayap Kayu Basah ( Dampwood Termite )
Rayap jenis ini sering menyerang kayu-kayu yang busuk dan hidup ditempat yang sangat lembab walaupun hidup tidak selalu berhubungan dengan tanah. Kelembaban diperoleh dari kayu-kayu yang busuk. Mereka menutup jalan masuk ke kayu dan membuat ruangan seperti apa yang dilakukan oleh rayap kayu kering. Bentuk tubuh jenis rayap ini umumnya lebih besar dibandingkan dengan jenis rayap lainnya. Rayap jenis ini banyak menyerang pohon-pohon dikebun dan hutan dan tidak menyerang kayu pada struktur bangunan sehingga kurang menyebabkan kerugian, oleh karena itu jenis rayap kayu basah ini tidak diuraikan lebih lanjut.
Klasifikasi Rayap Berdasarkan Jenis Materi Yang Diserang
Rayap Perusak Bangunan
Untuk jenis rayap perusak bangunan, di Indonesia dikenal ada tiga family yaitu :
- Famili Kalotermitidae ( rayap kayu kering )
- Famili Termitidae ( Rayap Tanah )
- Famili Rhinotermitidae ( Rayap kayu basah/subteran)
Suatu bangunan bisa hancur, akibat serangan rayap perusak ini soalnya mereka tidak hanya menyerang bagian-bagian bangunan tersebut seperti kuda-kuda, kaso atau reng tetapi bisa juga merusak arsip-arsip, furniture, kabel-kabel telepon atau listrik dan bagian lainnya.
Komponen kayu pada bangunan yang dipasang kurang dari 15cm diatas lantai merupakan bagian pertama yang biasanya diserang oleh rayap Coptotermes curvignathus. Lewat lubang kecil pada kayulah rayap ini masuk ke dalam kayu sampai bagian tengah, memanjang searah dengan serat-serat kayu. Ada yang unik dari cara/perilaku penyerangan rayap perusak jenis ini yaitu bagian/lapisan luar dari kayu yang diserang tidak merek rusak/ganggu. Sebab bagian luar kayu tersebut mereka perlukan sebagai pelindung dari predator/pemangsa maupun untuk menghindari cahaya langsung (dikenal dengan sifat kriptobiotik yakni sifat cenderung menyembunyikan diri dan tidak menyenangi cahaya secara langsung ).
Jenis rayap ini mampu menyerang suatu bangunan melalui berbagai cara seperti :
- Melalui lubang atau retakan kecil pada pondasi, celah-celah dinding dari semen/beton, lantai ubin/keramik, tiang-tiang, pipa-pipa saluran air maupun kabel
- Lewat bagian bangunan dari kayu yang berhubungan dengan tanah
- Rayap menembus lewat penghalang fisik seperti plat logam, plastic dan lain-lain
Jenis ini merupakan rayap perusak dengan tingkat serangan paling ganas. Tidak mengherankan mereka mampu menyerang hingga ke lantai atas suatu bangunan bertingkat. Walaupun tidak ada hubungan dengan tanah secara langsung, asal saja sarang rayap sesekali memperoleh lembab misal lewat titisan air hujan dari atap bangunan yang bocor atau saluran air dekat instalasi pendingin ruangan. Setelah menyerang, rayap perusak ini akan memperluas serangannya dengn membuat sarang yang cukup lembab. Sebab, rayap perusak ini merupakan jenis rayap yang memerlukan air dan tanah (kelembaban yang cukup sebagai kebutuhan mutlak dalam koloninya).
Jenis Cryptotermes cynocephalus ( Rayap Kayu Kering ) dari family Kalotermitidae. Serangan kayu kering ini tidak mudah dideteksi sebab hidupnya terisolir di dalam kayu yang berfungsi sebagai sarangnya. Namun ada tanda-tanda khusus serangan rayap kayu kering yang mudah dikenali dan biasa terlihat yaitu adanya butiran-butiran kecil halus, kecoklatan dengan ujung yang bulat di sekitar kayu yang terserang.
Ekskremen-ekskremen tersebut merupakan kotoran-kotoran rayap kayu kering yang dibuang keluar sarangnya. Sering terlihat secara kasat mata bahwa kayu masih terlihat utuh dan mulus, namun apabila kita tekan/ketuk permukaannya maka kayu akan pecah sebab telah keropos di dalamnya.
Rayap kayu kering mampu menyerang melalui beberapa cara antara lain :
- Kayu yang diserang lebih dulu telah terserang oleh rayap lain dan letaknya berdekatan
- Lewat laron (kasta reproduktif) yang terbang keluar dari sarangnya dan hinggap di kayu yang tidak terlindungi dimana mereka akan menetap dan berkembang biak disitu guna membangun koloni baru. Walaupun mereka menyerang komponen-komponen kayu pada bangunan, namun yang unik rayap kayu kering tidak menyerang barang berlignoselulosa lainnya seperti arsip-arsip, buku, lukisan dan lain-lain.
Adapun dari family Termitidae ada beberapa jenis rayap yang juga merusak seperti Microtermes spp, Macrotermes dan Odontotermes spp. Ketiga jenis rayap perusak tersebut merupakan jenis rayap tanah, namun tingkat serangannya tidak seganas rayap kayu basah/subteran Coptotermes curvignathus. Mereka biasanya berasarang dalam tanah terutama dekat dengan bahan yang banyak mengandung selulosa seperti kayu, timbunan sampah organic, humus dan serasah.
Rayap-rayap tersebut bahkan bisa menyerang obyek-obyek yang berjarak sampai 200 meter dari sarangnya. Dalam mencapai obyek sasaranya, mereka dapat menembus tembok yang tebalnya beberapa cm lewat lubang-lubang kecil dengan bantuan enzim yang dikeluarkan dari mulutnya.
Rayap perusak Arsip, Buku dan Dokumentasi
Kenapa rayap bisa menyerang dan merusak arsip, buku dan dokumentasi lainnya yang umumnya disimpan ditempat-tempat khusus seperti lemari, filling cabinet di dalam ruangan suatu bangunan bahkan yang bertingkat ? Pertanyaan tersebut sering muncul ketika telah terjadi serangan rayap. secara umum barang-barang tersebut sebagian besar terbuat dari kertas atau bahan yang mengandung selulosa lainnya yang merupakan sumber makanan rayap itu sendiri.
Termisida
1. Termitisida Non-relepen
Akhir-akhir ini bahan termitisida yang dipasarkan adalah termitisida non-repelen yang menyebabkan kematian pelan-pelan bagi rayap yang melewati daerah tanah yang sudah di beri perlakuan dan rayap tersebut tidak bisa menghindarinnya. Rayap masuk ke daerah perlakuan, kemudian mereka terkontaminasi oleh bahan aktif yang digunakan yang menyebabkan kematian perlahan-lahan dimungkinkan karena disebabkan oleh kematian mikroba.
Untuk selanjutnya racun tersebut dibawa kedalam sarangnya dengan adanya proses pergantian kulit dan trofalaksis. Pengamatan biasanya dilakukan 3 bulan. Untuk perlakuan kimia tanah harus memerlukan peralatan khusus dan pemakaian bahan kimia yang cukup banyak.
Bahan termitisida yang relatip baru adalah Chloronicotinyls, fipronil, imidacloprid, chlorfenapyr, phenyl Pyrazole, Nicotinoid, Pyrrole, Boric Acid, IGR. Penelitian terbaru menunjukan bahwa penggunaan termitisida non-repelen lebih efektif jika dibandingkan dengan termitisida repelen untuk menahan serangan rayap di bangunan.
Ada 2 jenis temitisida non- repelen. Keduanya sama bersifat racun syaraf/kulit seperti jenis piretroid, namun mereka menyerang dibagian syaraf yang lain. Bahan kimia non-repelen tersebut tidak dapat diditeksi oleh rayap didalam tanah, sehingga rayap membuat lubang/lorong melalui bahan yang mengandung termitisida tersebut dalam mencari makanan dan terjadi kontak yang akhirnya mengalami kematian.
2. Termitisida Repelen
Termitisida jenis repelen adalah termitisida yang bersifat racun syaraf yang mematikan dengan cepat, mempunyai bau yang keras sehingga rayap enggan memasuki daerah tersebut. Termitisida yang bersifat repelen antara lain adalah jenis piretroid, organofosfat atau sintetik piretroid. Ada keuntungan dan kerugiannya menggunakan jenis termitisida repelen.
Salah satu keuntungannya adalah termitisida tersebut benar-benar menghalangi rayap masuk kedalam strukur bangunan, relative murah dan dapat tahan selama beberapa tahun. Sedangkan kerugiannya rayapa dapat menghindari kontak langsung dengan termitisida tersebut, namun perlakuan dengan piretroid sulit dilakukan untuk menghalangi seluruh bagian bangunan.
Sebab ada beberapa bagian yang tidak disarankan untuk dilakukan perlakuan karena akan mengakibatkan dampak yang negative, seperti bagian saluran air dan bagian lain yang memang tidak boleh terkontaminasi oleh bahan pestisida.
Oleh karena kesulitan tersebut maka sering terjadi dimana celah dimana jenis termitisida tersebut tidak bisa dilakukan perlakuan. Dan melalui selah tersebut rayap dapat akses masuk kedalam struktur bangunan. Apabila rayap dapat melalui celah dan menemukan struktur bangunan, maka rayap membuat lorong kembali kearah sarangnya dan memanggil teman-temannya untuk datang ke bangunan tersebut.
Pengendalian Rayap
Pengendalian Rayap Pra-Konstruksi
Tindakan pencegahan ini dilakukan sebelum bangunan berdiri (pra-konstruksi). Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam rangka pencegahan serangan rayap tanah, antara lain :
- Sanitasi
- Jenis Kayu dan perlakuan kayu
- Pelaburan dan penyemprotan
- Perendaman
- Pencelupan
- Pemasangan penghalang fisik
Pengendalian Rayap Pasca-Kontruksi
Secara garis besar teknik pengendalian serangan rayap perusak pada bangunan yang sudah berdiri (pasca-konstruksi) tidak berbeda jauh dengan pelaksanaan pengendalian pra-konstruksi yang meliputi:
- Inspeksi
- Perlakuan tanah (soil treatment)
- Perlakuan pada pondasi bangunan (trenching)
- Penyemproptan (spraying)
- Pemasangan umpan (baiting)
- Perubahan struktur bangunan guna menghilangkan sumber kelembaban.
- Penggantian (replacement)
TRAP – TREAT – RELEASE ( TTR ) DAN CAPTURE – TREAT – REALEASE (CTR)
TRAP – TREAT – RELEASE ( TTR ) DAN CAPTURE – TREAT – REALEASE (CTR) adalah suatu teknik pengendalian rayap yang cukup memberikan prospek yang baik dimasa-masa mendatang karena sangat efisien, mudah dilakukan dan dapat menekan pertumbuhan rayap hingga ke koloninya. Metoda ini mengutamakan penggunaan pestisida yang bekerja lambat ( slow acting ) dan mempunyai daya penularan yang baik dengan dibantu sifat rayap yang tropalaksis. Pestisida yang digunakan sebaiknya bersifat non-repelen gara rayap lain dapat mendekat dan bersinggungan satu sama lainnya.
Apabila rayap terinfeksi megalami kematian, maka dapat dimakan oleh sesamanya (kanibalisme). Pertama-tama yang harus dilakukan dalam metoda ini adalah membuat perangkap pada kayu yang terinfeksi, kemudian rayap diambil untuk diberikan perlakuan dengan penyemprotan, dusting atau pemberian umpan yang telah diberi pestisida. Rayap dikembalikan ke tempat semula untuk seterusnya rayap kembali kesarangnya dan menularkan ke teman-temanya, sehingga semua terkontaminasi sekaligus dengan ratunya.